MENGUAK DAPUR PENERBIT MAYOR
PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Pertemuan ke-11, gelombang 19
Rabu, 4 Agustus  2021


Menguak Dapur Penerbit Mayor

Nara Sumber : Edi S. Mulyanta

 

Resume Oleh: Rr. Rahayu Sri Haryanti, M. Pd

 

Keinginan terbesar Sebagian besar penulis, setelah berhasil membawa naskah ke penerbit, lalu berhasil cetak buku alias memiliki karya buku, maka akan meningkat keinginannya yaitu  keinginan agar naskah bukunya bisa menembus penerbit mayor.

Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.  mengelola penerbitan dari tahun 2001 sehingga genap 20 tahun berkecimpung di dunia produksi buku. Sebelumnya adalah penulis lepas yang hidup dari menulis buku, hal ini menjawab pertanyaan beberapa calon penulis, apakah bisa hidup dari menulis buku. Beliau menjadi narasumber pada Rabu malam, 4 Agustus 2021, pertemuan ke-11 pelatihan belajar menulis PGRI.

 

Penulis dan penerbit telah dilindungi undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU no. 3 Tahun 2017 yag diikuti oleh Peraturan Pemerintah 2 tahun kemudian yaitu PP No 75 tahun 2019. Dalam UU no. 3 dijelaskan secara detail bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Diatur dengan detail dan kemudin disempurnakan dengan PP No 75 yang lebih detail mengatur proses membuat naskah hingga menyebarluaskannya.

 

Apabila ingin menjadi penulis, ada baiknya kita pelajari dengan seksama pada peraturan pemerintah no 75 tersebut, karena dengan PP ini proses penerbitan buku akan mejadi lebih cepat,  karena ada aturan-aturan yang detail bagaimana sisi penulis mengajukan naskah hingga sisi penerbit dalam mengelola naskah menjadi buku.

 

Sesuai dengan tema yang di bawakan,  bagaimana penerbit mayor dalam mengelola naskah untuk dapat disebarluaskan di outlet-outlet yang menjadi sumber pendapatannya. Pembagian penerbit mayor dan minor sebenarnya tidak ada dalam Undang-undang perbukuan no. 3, jadi ini hanya pembagian yang secara alamiah terjadi. Karena adanya beberapa perbedaan seperti;

  • ·  penerbit mayor tentu mempunyai jumlah produksi yang lebih tinggi dibanding dengan penerbit minor. Oleh Perpustakaan nasional, kemudian digolongkan kedalam penerbit yang berproduksi ribuan dan ratusan yang terlihat dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya.
  •   di sisi pemasaran bukunya, dimana ada penerbit yang mampu menjangkau secara nasional dan ada yang regional saja. Hal ini diperuncing lagi dengan pembagian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia atau Kemendikbud DIKTI, yang mengisyaratkan terbitan buku harus berskala nasional penyebarannya.
  •    Penerbit yang sudah terlanjur beroplah besar tentu tidak ada masalah dengan hal ini, karena memang skala produksi dan skala mesin produksinya memang sudah terlanjur besar, sehingga untuk memenuhi pasar nasional tidak terlalu sulit. Outlet toko buku, merupakan sarana pemasaran yang cukup efektif.

 

·       Di sisi penerbit, sebagai dapur pengolahan naskah dari penulis, sebenarnya tidak ada masalah yang cukup berarti dari sisi penerimaan naskah baru. Di era pandemi ini, naskah masih saja mengalir dengan cukup baik. Mungkin karena banyak calon penulis yang melakukan WFH sehingga banyak waktu untuk melakukan penulisan naskah buku.

Pandemi covid telah memporak porandakan pertumbuhan ekonomi bangsa-bangsa dan negara-negara di dunia. Demikian juga dibidang usaha penerbitan. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali.

 

Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.

 

Identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Kami beruntung tema-tema yang upto date mengenai virus corona, telah kami tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya, sehingga dengan cepat kami mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat.

Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah. Kami mempunyai database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat kita mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini, Dan dengan cepat kita meramu materi, kemudian kita launch, dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.

 

Kesimpulannya adalah kesiapan penulis dalam updating materi tulisannya adalah menjadi mutlak diperlukan untuk dapat ditawarkan hasil tulisannya tersebut ke penerbit.

 

Dimasa pandemi covid penerbit mereposisi produksi buku fisik untuk tidak dilakukan pencetakan secara massal, akan tetapi menyesuaikan dengan kondisi pasar yang fluktuatif. Hal ini tentunya memberikan kesempatan yang lebih lebar kepada calon penulis untuk mencoba meamasukan era baru ini, dimana produksi buku akan mengikuti keinginan pasar secara lebih spesifik.

 

Dalam situasi seperti ini penerbit mencoba memproduksi untuk dapat memenuhi permintaan cetak dari 10 eksemplar hingga 300 eksemplar. Range produksi ini kami sesuaikan dengan keadaan daya serap pasar yang cenderung mengikuti komunitas dari penulis bukunya sendiri.

 

Penjualan online cukup membantu untuk tetap menjaga cash flow dan yang paling penting kita mencoba untuk memproduksi buku dalam bentuk digital atau e-book supaya kesemptan untuk terbit menjadi lebih luas.

 

Buku digital dapat di kunjungi bukudigital.my.id untuk melihat-lihat buku-buku digital yang di produksi PT Andi.

 

Salah satu trik untuk mempercepat terbit adalah mengikuti arahan dari PP 75, yaitu melakukan editing mandiri dari sisi penulis, sehingga akan sangat membantu dalam proses editorial di sisi penerbit.





Beberapa pertanyaan yang muncul dari beberapa orang peserta secara garis besar dapat kami sajikan sebagai berikut, beserta rangkuman jawaban

 

Pertama, syarat utama naskah dapat diterima oleh penerbit mayor; syarat utama dalam sebuah tulisan adalah tulisan harus Baik dan Unik, baik dalam arti pemilihan tema yang menarik dan yang paling penting adalah unik, karena mempunyai hal yang berbeda dengan yang lain dan mempunai nilai kebaruan.

 

Kedua, Kekurangan penerbit mayor adalah banyaknya naskah yang masuk, sehingga waktu seleksi dan produksi terbebani dengan antrian yang sangat banyak.

Agar dapat deal dengan cepat, menembus penerbit mayor;

·       semua penerbit mayor akan sangat tertarik jika penulis mempunyai captive market sendiri, Sehingga penulis yang mempunyai massa (guru, dosen, penggiat, artis) menjadi magnet yang cukup menarik untuk dapat diterbitkan karyanya.

 

Buku sebaiknya sudah diputuskan formatnya oleh penulis, dalam arti penulis sudah mempunyai bayangan ukuran buku, ketebalan, dan siapa pembacanya.

 

·       Struktur buku yang baik, juga sangat menarik editorial untuk memutuskan diterbitkan atau tidak sebuah buku. Dengan struktur buku yang baik, tentu akan memudahkan naskah untuk diolah secara optimal.

 

·       Trik yang bisa dilakukan adalah tulisan memang mempunyai tema yang up to date atau mempunyai nilai kebaruan yang baik. Ataupun kalau sebagai follower dari tema buku yang sudah ada harus mempuyai keunikan tersendiri.

 

 

Ketiga, trik/strategi yg paling mendasar agar karya kami tembus ke penerbit Mayor. Trik utama, gandeng penulis lain untuk memroduksi buku. Skala kecil dahulu tidak ada masalah, yang penting captive market bisa dijadikan tumpuan awal. Tulis berbarengan, sehingga pembiayaan buku menjadi lebih ringan, kemudian usulkan proposal naskah ke penerbit, dengan menawarkan captive market tersebut.

 

 

Keempat, Jika penulis ingin menerbitkan bukunya di  sini, apa saja ketentuan tulisan yang harus dipenuhi terkait jumlah halaman dan ukuran huruf dan spasi pengetikan. Serta berapa lama buku diterbitkan sejak naskah diterima, Bagaimana penulis tahu bukunya diminati boleh pembaca?

 

Jumlah halaman sebaiknya antara 75-150; ukuran A4; spasi 1,5; huruf times new roman 12. Ketebalan buku menentukan ukuran punggung buku, sehingga dapat diberikan penanda judul buku di punggunb buku. Jika terlalu tipis, punggung buku tidak bisa diberikan penanda judul buku. Toko buku biasanya tidak menghendaki buku terlalu tipis, karena susah men display di rak buku. Sedangkan Lama terbit memang tergantung, kalau POD dan dananya ada biasanya lebih cepat dibanding dengan reguler yang dibiayai sendiri oleh penerbitnya. Kemudian penerbit akan memberikan Surat Perjanjian sebelum dicetak massal, kemudian setelah buku diproduksi, buku akan dikirimkan sampelnya ke penulis.

 

Penerbit mempunyai kokpit untuk mengawasi tingkat daya serap di pasar. Biasanya dilaporkan oleh toko buku bahwa buku tersebut masuk di rak diminati atau di Best Seller Dan akan lebih terlihat saat pembayaran royalty buku. Ada standar perhitungan tertentu dari penerbit, yang dapat menentukan buku ini diminati atau tidak.

 

Kelima, Peluang penulis pemula bisa masuk di penerbit Mayor caranya menulis buku dengan tema-tema buku yang masih belum tergarap. ada buku tema tertentu yang sangat dicari penerbit akan tetapi tidak pernah terpenhui. Contohnya buku Ajar Arsitektur, dari dahulu sampai sekarang buku itu tidak ada yang nulis. Kalau ada penulis pemula masuk di tema itu, bisa langsung terbit tanpa diseleksi oleh penerbit, karena minimnya penulis yang menulis tema tersebut.

 

Tema-tema tentang Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, HOTS, masih sangat menarik untuk dimasuki. Kreatifitas penulis adalah kuncinya. Semakin menarik tema tersebut diolah, penerbit akan semakin tertarik untuk menerbitkannya. Sebaiknya diperkaya dengan media-media yang lain sehingga memperkuat posisi buku tersebut.

 

Demikian rangkuman pertemuan ke-11, dengan moderator Dra. Sri Sugiastuti.

 

 

 #menulis dengan tema unik

#menulis dengan tema kekinian




Komentar

  1. Assalamu;' alaikum. Saya haturkan terima kasih sebelumnya pada rekan-rekan bloger, yang telah berkenan singgah disini terlebih lagi sudah meninggalkan komentar. semoga bapak/ibu selalu sukses dan sehat

    BalasHapus
  2. Tulisannya sangat jelas, menarik dan informarmatif

    BalasHapus
  3. Pangkas habis materinya. Semakin komplit. Semoga segera menjadi mahkota. Semangat terus Ibu.

    BalasHapus
  4. Bagus , jelas semangat terus... sukses bersama

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini