MENGATASI WRITER’S BLOCK
PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Pertemuan ke-9, gelombang 19 & 20
Mengatasi
Writer’s Block
Nara
Sumber : Ditta Widya Utami, S. Pd., Gr.
Resume Oleh: Rr. Rahayu Sri Haryanti,
M. Pd
Setiap orang pasti punya masalah dalam menjalankan pekerjaannya.
Bagi seorang penulis, terutama penulis pemula sering mengalami kendala
diantaranya tiba-tiba muncul rasa malas, tiba-tiba kehilangan ide dan
permasalahan lain yang berdampak pada tulisan tidak selesai. Kejenuhan dalam
rutinitas pekerjaan atau dalam beraktivitas, bisa saja terjadi pada semua
orang.
Kondisi lain yang muncul saat melakukan aktivitas menulis, terutama
bagi penulis senior adalah mengalami situasi yang disebut dengan Writer’s
block. Writer’s block adalah istilah yang menggambarkan suatu kondisi
ketika penulis tidak dapat menuliskan apa pun. Situasi ini tidak hanya dialami
oleh penulis pemula saja, akan tetapi bisa juga dialami oleh penulis senior dan
biasanya membuat penulis merasa stres
dan kebingungan. Pada situasi seperti ini, jangankan menuliskan satu kalimat, menunggu
satu kata untuk muncul dan bisa dituangkan di atas kertas saja bisa memakan
waktu yang cukup lama.
Narasumber cantik nan cerdas asal kota Subang, telah mengupas
secara luas dalam pelatihan menulis PGRI, bagaimana mengatasi Writer’s
block? Sang peraih Penghargaan Bupati Subang (2020), pula peraih
Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru
berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang membanggakan hingga karyanya yang
mampu menembus Penerbit Mayor, memberikan jejak prestasi literasi yang baik bagi tanah Subang.
Beliau gemilang dengan karya di masa muda yang membahana, semangat
literasi yang luarbiasa memikat hati para pembaca. Beliau adalah perempuan cerdas bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr seorang guru
IPA di SMPN
1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Lahir di Subang,
23 Mei 1990. Menikah dengan Muhammad Kholil, S.Pd.I. dan telah dikaruniai
seorang anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq. Selain aktif di MGMP,
anak kedua dari pasangan Dastewi, S.Pd. dan Tia Makmur Setiana, S.Pd. ini juga
aktif di bidang literasi.
Ditta Widya
Utami, S.Pd.Gr. dipandu sang moderator handal
Maesaroh, M. Pd., mengawali sesi
penjabaran materi dengan sebuah tantangan menulis. Foto yang ditampilkan adalah
sosok tokoh dalam dunia pewayangan. Peserta diminta untuk menulis apa saja
tentang tokoh wayang tersebut, baik berupa cerpen, puisi atau apa saja yang
penting menulis hal-hal yang berkaitan dengan foto tersebut.
Meminjam
pengertian dari Wikipedia, Ditta
Widya Utami, S.Pd. Gr. mengartikan writer's block sebagai
keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan
baru untuk tulisannya. Keadaan seseorang Sulit fokus, tidak ada inspirasi
menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk
menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang Writer’s block Keadaan ini bisa menimpa
penulis pemula maupun profesional. Karena writer's block umumnya tidak
disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.
Dimasa
Pandemi covid 19 ini, kemampuan tubuh seseorang akan berbeda-beda menghadapi
penularan covid 19, artinya bergantung
imun tubuh masing-masing, demikian pula setiap orang berbeda-beda kemampuannya,
tergantung seberapa cepat seorang
penulis mampu mengatasi kondisi Writer’s block
tersebut. Dengan kata lain, Writer’s
block bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan,
bahkan bertahun-tahun.
Langkah
penting dalam mengatasi writer's block, yang harus kita lakukan adalah
mengetahui penyebabnya.
Mari
kita pelajari apa yang menjadi penyebab kita mengalami kondisi writer's
block dan cara mengatasinya.
·
Mencoba Topik
Baru
Mencoba topik baru dalam menulis bisa jadi salah
satu penyebab writer's block. Misal tantangan kita di awal tentang gambar wayang.
Bagi penikmat seni wayang atau sejarah, mungkin tidak menemui kesulitan berarti
saat harus menulis tentang wayang. Tapi, bagaimana dengan orang-orang yang tak
pernah melihat pertunjukan wayang? Tidak tahu tentang tokoh-tokoh dalam wayang?
Ditta
Widya Utami, S.Pd. Gr., mengatakan kalau
kondisi tersebut terjadi pada dirinya,
pasti akan merasa kekurangan inspirasi dalam menulis dengan tema wayang.
Dengan begitu, writer's block telah menyerangnya.
Pada kondisi ini solusi yang dapat kita lakukan,
jika kemudian kita teguhkan komitmen, lalu mencari bahan bacaan tambahan, maka writer's
block yang terbentuk bisa segera kita hancurkan.
Contoh lain seperti yang ditunjukkan oleh peserta
pelatihan belajar menulis PGRI pada awal kegiatan pertemuan ke-9 ini, yaitu
menulis berdasarkan foto wayang, dengan berkreasi membuat tulisan Sing
penting ada wayangnya (yang penting ada kata wayangnya).
It's great really. Hal seperti itu membuktikan kita sudah mampu
menghancurkan tembok penghalang yang menghalangi kita untuk menulis, walaupun ternyata
tidak menjadi alur cerita yang baik.
Kita ingat atau mungkin sering didengar dan sering
dibaca bahwa tulisan yang baik itu adalah yang selesai. Sebagus apa pun diksi
yang digunakan. sekeren apa pun alur yang dibuat, jika tidak selesai, maka akan menggantung. Jadi,
tulisan yang selesai tentu lebih utama. Adapun tidak sesuai alur dan sebagainya
itu urusan tahap berikutnya, yaitu tahap editing. Buku saja ada revisinya, apalagi
masih berupa naskah, pastinya masih bisa diedit
·
Mencoba
Metode Baru
Selain mencoba topik baru, mencoba metode baru dalam
menulis bisa juga membuat kita terserang writer's block. Misal jika kita
terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya
tentu memiliki metode penulisan yang berbeda. Bagi yang belum terbiasa, tentu
akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya.
Solusi terbaik dalam mengatasi kasus ini, setidaknya
meminimalkan dampak writer's block adalah mempelajari teknik dan banyak
berlatih menulis.
·
Stress,
Lelah Fisik/Mental
Stress, Lelah Fisik/Mental juga bisa menjadi
penyebab kita terserang writer's block. Terlalu memaksakan diri dalam
banyak pekerjaan hingga membuat tubuh lelah bisa membuat kita burn out yaitu
kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan. Hanya sedikit yang masih mampu menulis dalam keadaan sakit/lelah fisik.
Pada kondisi ini, yang harus kita pahami bahwa otak
dan tubuh kita bukan mesin maka istirahat sejenak tentu menjadi pilihan
terbaik. Cari ruang dan udara segar. Lakukan hal-hal yang membahagiakan.
Refresh kembali hati dan pikiran kita sehingga kita bisa mendapat inspirasi
baru.
·
Terlalu
perfeksionis
Perfeksionis adalah keyakinan
bahwa seseorang harus menjadi sempurna untuk mencapai kondisi terbaik pada
aspek fisik ataupun non-materi. ada
perbedaan besar antara menjadi seseorang yang terbaik di bidangnya dengan
seseorang yang perfeksionis pun bisa
menjadi penyebab kita sering terkena writer's block. Ada pepatah yang
mengatakan perfectionism kills creativity (Perfeksionis itu bisa mematikan
kreativitas).
Saat menulis, orang yang perfeksionis mungkin akan
berpikir apakah kalimatnya sudah tepat? Apakah ada kaitan dari paragraf satu ke
paragraf lainnya? Selain hal-hal yang menyangkut Teknik, bisa juga alasan
keberhasilan sebelumnya, ketika seseorang pernah sangat populer dengan
tulisannya. Misal postingan di blog yang baca hingga ratusan bahkan ribuan.
Menerbitkan buku hingga best seller. Nah, yang seperti ini pun bisa jadi
terjebak dalam lingkup perfeksionis.
Tulisan sebelumnya booming, yang sekarang tentu
harus booming juga. Harus laku juga. Harus banyak yang baca juga. Kekhawatiran
seperti itu justru bisa membuat writer's block nempel lebih lama pada
kita.
Keadaan seperti ini perlu tindakan cepat untuk mengingat
kembali alasan awal kita menulis, tujuan
kita menulis. masa-masa merintis menjadi seorang penulis tanpa menurunkanunkan
standar yang hendak dicapai. Memasang standar tertentu untuk tulisan kita tentu
hal yang baik. Hanya saja, kita harus selalu mawas diri agar tidak tenggelam
dalam sikap perfeksionis tersebut. Tetapkan standar sambil terus bergerak.
Demikian
Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr., mengakhiri sesi penjabaran materi mengatasi writer's
block.Banyak sekali pertanyaan sekitar cara mencegah atau mengatasi writer's
block, disesi tanya jawab. Secara umum
mengatasi writer's block dapat dilakukan dengan menciptakan suasana hati
yang bahagia, dengan melakukan kegiatan sesuai hobbi, jalan-jalan kealam bebas
nggak perlu jauh dan mahal. Keliling naik motor lihat sawah yang terhampar bak
permadani bersama suami/istri dan anak saja sudah bisa merefreshkan pikiran dan
hati. Hal lainnya dengan baca buku yang ringan-ringan saja. Novel karya Tere
Liye misalnya. Blog walking juga bisa. Dan baca-baca materi terkait tema yang
akan ditulis.
Pertanyaan
yang sering datang berhubungan dengan cara untuk mengatasi writer's block
yg membuat kita malas ketika mulai menulis beserta tips untuk menghindari writer's
block. Nara sumber menjawab bahwa malas itu tidak bisa dikategorikan
sebagai writer's block. Seperti sudah utarakan di awal, writer's
block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis. Justru
orang yang rajin menulislah yang memiliki peluang besar terserang writer's
block.
Namun
demikian, untuk mengatasi rasa malas menulis, bisa dicoba dengan membuat target
atau tantangan. Atau yang lebih menyenangkan, beri reward untuk diri sendiri
saat telah selesai menulis.
Permasalahan
yang dialami oleh salah satu peserta, bahwa ketika ia duduk, tiba-tiba memiliki banyak tema yang bisa dijadikan bahan untuk menulis.
Sesaat berikutnya ketika membuka leptop,
jadi bingung mau menulis yang mana dan akhirnya seketika mood untuk menulis
lenyap ke negeri antah barantah, ditambah lagi ada beberapa pekerjaan
dituntut untuk segera disetorkan ke
pihak yang berwenang. Upaya yang harus dilakukan jika muncul lagi tragedi
seperti itu adalah:
·
Selalu siap
sedia catatan!
·
Para penulis
hebat selalu memiliki catatan pribadi.
·
mencatat di
note saat ide bermunculan
·
langsung rekam
ide-ide kita di gawai.
· Minimal buat
outline tulisan terlebih dahulu. Karena outline akan menerangkap ide kita
sehingga tidak terbang ke negeri antah berantah
Penjelasan
atas dua pertanyaan apakah Writer's Block
yang berkepanjangan dapat berakibat
buruk pada kesehatan? Bagaimana cara mengatasi supaya writer's block
agar tidak terlalu lama dengan banyaknya aktifitas berfikir sehari-hari?
Bagi
penulis sejati, tentu saja bisa berakibat buruk pada kesehatan. Ibarat pendaki
yang kehilangan kaki. Penulis sejati (ia mencurahkan hidupnya dengan menulis,
menjadikan menulis sebagai kebiasaan dan kebahagiaan, berbagi inspirasi dan
motivasi dengan menulis) tentu akan sedih/stress bila tak bisa menulis.
Dalam
dunia kesehatan tentu kita bisa sepakat bahwa stres bisa memicu banyak penyakit
lainnya. Maag adalah salah satunya.
Mengatasi
writer's block agar tidak terlalu lama dengan banyaknya aktivitas
berpikir, salah satu yang bisa dicoba adalah gunakan writer's block saat
menulis. Tiap orang punya golden Time masing-masing.
·
Ada yang fokus
menulis sebelum tidur.
·
Ada yang bisa
fokus menulis saat menjelang matahari terbit.
·
Ada yang selalu
mendapat inspirasi jika menulis sambil mendengarkan lagu
·
ada juga yang
harus sepi hingga suara jangkrik pun tak
terdengar.
Maka,
ketahui golden Time kita, dan menulislah di
saat itu untuk menghindari writer's block. Mengenali dan memanfaatkan Golden
Time hanya salah satu cara menghindari writer's block karena pada
dasarnya, writer's block yang menimpa setiap orang akan berbeda, maka
penanganannya pun akan berbeda.
Ibarat
orang yang sakit jantung. Tak mungkin kita beri obat sakit ginjal, bukan? Orang
yang lebih tau kelebihan dan kekurangan diri, sesungguhnya adalah diri kita
sendiri. Maka cara paling efektif untuk menghindari writer's block
adalah dengan mengenali diri sendiri. Menemukan titik-titik sumber kebahagiaan
sehingga writer's block akan jauh dari kita. J.K Rowling dan Dee Lestari
adalah contoh penulis hebat yang pernah mengalami writer's block. Penyebab
writer's block bisa saja sama, tapi dengan kadar yang berbeda.
Menurut
saya tidak perlu menurunkan standar yang hendak dicapai. Memasang standar
tertentu untuk tulisan kita tentu hal yang baik. Hanya saja, kita harus selalu
mawas diri agar tidak tenggelam dalam sikap perfeksionis tersebut. Tetapkan
standar sambil terus bergerak.
Nara
Sumber Kembali menegaskan hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah munculnya
writers block:
·
Hindari stres,
·
Cukup
istirahat,
·
Buat target
yang bisa kita jangkau.
·
Intinya jangan
lupa bahagia
Masalah
yang bisa timbul dan berakibat pada situasi writer's block adalah adanya
saran dan koreksi secara lisan
atas tulisan dari seorang pakar atau penulis senior terhadap tulisannya termasuk
tulisan di blog. Banyak orang yang bangga dikorensi dan dibimbing para pakar namun
tak sedikit yang seperti dihinggapi penyakit writer's block. Cara
mengatasinya antara lain dengan mengubah outline, tetapi, jika mengubah outline
justru mendatangkan writer's block, mungkin kita harus periksa kembali. Jika
masalah bisa diatasi dengan menambah referensi, maka perbanyak membaca. Namun,
jika terkait teknis, sebaiknya minta untuk dikoreksi kembali. Layaknya
bimbingan skripsi, tentu tak cukup satu kali
Pertanyaan
lain berkaitan dengan writer's block adalah ketika ingin memulai menulis
selalu memikirkan tanda baca, penggunaan
kata dll. Cara mengatasi kondisi writer's
block sebetulnya bisa terjadi di awal, tengah maupun akhir tulisan kita. Namun
lebih banyak yang mengira bahwa writer's block itu dirasakan di awal
atau tengah saja.
Mari
kita kenali rumus pembalap. Saat mengendarai sepeda motor atau mobil, jika kita
"tidak melihat/menghiraukan" speedometer, bukankah menggas hingga
kecepatan 100 km/jam tak akan terasa? Lain halnya dengan orang yang sering
melihat speedometer. Saat akan ngegas, malah ngerem karena muncul rasa was-was.
Dalam
menulis pun begitu. Terkadang, kita memang harus membutakan diri dengan segala
kaidah agar tulisan kita bisa rampung. Menulis tanpa memikirkan tanda baca
memang sulit dilakukan di awal. Tapi jika sudah terbiasa, hal itu sangat
membantu dalam mengatasi writer's block. Minimal, mengurangi durasi writer's
block-nya.
Semua
orang ingin jadi orang yang perfeksionis. Dan ini yang sering jadi kendala
untuk menghasilkan sesuatu termasuk tulisan. Namun orang-orang yang
perfeksionis selalu bisa melampaui batas
untuk hal-hal yang positif.
Bisa
itu karena biasa. Dalam menulis pun sama. Asalkan kita konsisten menulis.
Menambah jam terbang kita dalam menulis, dengan sendirinya ketidakteraturan
menulis, tulisan yang tanpa arah, dan kesalahan-kesalahan lain akan berkurang.
Setiap kita menulis, setidaknya kita akan melakukan self editing.
Melakukan refleksi baik sadar/tidak, hal tersebut akan menjadikan
kualitas tulisan kita semakin baik.
Diakhir pelatihan
belajar menulis PGRI pertemuan ke-9 ini, Maesaroh M. Pd. sebagai moderator
minyimpulkan bahwa writer's block adalah kendala umum bagi para penulis, namun
ketika komitmen dalam menulis sangat matang, maka kita akan dapat menulis
dengan mengalir. Selain itu, me refresh pikiran dengan melakukan aktivitas yang
kita sukai, bisa membangkitkan selera menulis dan menepis gejala writer's
block
Menggunakan golden times adalah langkah mudah dalam menulis, karena dengan begitu ide menulis akan muncul berserak, maka kenali golden times kita dan jangan lupa bahagia untuk mencegah writer's block.
#kenali golden times
#Jangan lupa bahagia
Assalamu'alaikum. Salamsejahtera bagi kita semua. Bapak dan ibu yang budiman, terima kasih sudah singgah di blog saya, mohon tinggalkan komentar atas tulisan ini. terima kasih.
BalasHapusWoww keren keren keren. Dilengkapi dengan pengertian perfeksionis. Dibumbui dengan pandangan pribadi dan menggunakan bahasa sendiri. Membuat resume ini terasa mengalir. Tetap enak dibaca walau tulisannya panjang. Terima kasih sudah berkenan membuat resumenya.
BalasHapus